Menonton Dunia dalam Berita, Menyaksikan Protes Seniman Zaman Orba – Seniman pada masa Orba sering menghadapi keterbatasan dalam mengekspresikan pandangan politik atau sosial mereka. Sensorship dan penindasan terhadap karya seni yang dianggap “berbahaya” atau “subversif” sering terjadi. Seniman dan karya seni mereka sering kali harus mempertimbangkan pandangan pemerintah dalam karyanya. Beberapa seniman mungkin harus menciptakan karya yang sesuai dengan narasi resmi atau menghindari topik-topik kontroversial.
Beberapa seniman mengalami penganiayaan, penangkapan, atau penyiksaan atas kritik mereka terhadap pemerintah atau peran mereka dalam gerakan sosial dan politik. Meskipun ada pembatasan, banyak seniman masih mencoba menyuarakan keprihatinan mereka melalui seni. Mereka menciptakan karya-karya yang mengandung pesan-pesan tersembunyi atau simbolik yang dapat dipahami oleh penonton yang lebih sadar.
Pada era Orde Baru (Orba) di Indonesia, banyak seniman dan budayawan menghadapi berbagai tekanan dan batasan dalam berkarya dan mengekspresikan pandangan mereka. Protes seniman pada masa itu menjadi salah satu bentuk perlawanan terhadap pembatasan kebebasan berekspresi. Beberapa hal yang mungkin menjadi fokus protes seniman pada masa Orba adalah:

Pembatasan Kebebasan Berpendapat
Rezim Orba dikenal dengan pembatasan kebebasan berpendapat. Seniman sering menghadapi cekaman dalam menyampaikan pandangan politik mereka melalui karya seni atau pernyataan publik.
Sensorship
Karya seni sering kali disensor atau dilarang jika dianggap melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh pemerintah. Ini termasuk sensorship dalam seni visual, sastra, dan media.
Pembatasan Acara Seni dan Kebudayaan
Pemerintah Orba seringkali mengendalikan atau melarang acara seni dan kebudayaan yang dianggap “berbahaya” atau tidak sesuai dengan pandangan ideologis mereka.
Penganiayaan Terhadap Seniman
Beberapa seniman dan budayawan menghadapi penganiayaan, penangkapan, atau penyiksaan karena karyanya atau pandangan politik mereka.
Pembatasan Kebebasan Pers
Kebebasan media dan pers juga sangat terbatas pada masa itu. Hal ini mempengaruhi jurnalisme dan penyiaran.
Protes seniman pada masa Orba sering menjadi bentuk perlawanan terhadap kendala-kendala ini dan upaya untuk mempertahankan kebebasan berekspresi dan kebebasan berpikir. Mereka dapat menyampaikan pesan-pesan mereka melalui karya seni, pidato, pertunjukan, atau acara seni lainnya. Prototipe seniman ini adalah upaya untuk menyuarakan keprihatinan mereka tentang situasi politik dan kebebasan berpendapat di Indonesia.